Pembagian Harta Peninggalan Bagi Pasangan Berbeda Agama Setelah Putusnya Perkawinan Karena Kematian

Perkawinan beda agama selalu menyisakan permasalahan hukum di Indonesia salah satunya adalah terkait dengan hak kewarisan jika satu pasangan meninggal dunia. Dalam perspektif Islam, perbedaan merupakan hijab (penghalang) seorang ahli waris mendapatkan warisan dari pewaris. Kasus-kasus itu kemudian bergulir hingga pengadilan, karena yang tersebut merasa ada ketidakdilan dan ketidakpastian dalam harta warisan. Artinya aturan perundang-undangan belum memberikan perlindungan ketiadaan materiil mengaturnya.Jenis penelitian ini normatif. Sumber data sumber sekunder, didapat melalui bahan berasal kewahyuan yatu Al-Qur’an Hadis, primer, sekunder tersier. Teknik pengumpulan diperoleh berupa yaitu dilakukan cara studi pustaka (library research) atau penelusuran literatur. Untuk menganalisis terhimpun kepustakaan, maka menggunakan analisis kualitatif.Berdasarkan hasil ditemukan bahwa Bahwa Islam pembagian peninggalan terhadap tidak dapat faktor menjadi penyebab terhalangnya Berdasarkan KUH Perdata, tetap warisnya, Perdata penghalang untuk waris. pemberian wasiat wajibah kepada non-muslim bentuk kepastian bagi peninggalan, disebabkan jalur akan mungkin didapatkan terhalang adanya hadis Nabi Muhammad SAW. upaya menerima putusan hakim memutuskan lembaga wajib wajibah. Wasiat meskipun bukan jalan